Kepemimpinan adalah sesuatu yang strategis dalam Islam. Islam menempatkan pemimpin sebagai hal yang sangat penting kapan dan di mana pun juga. Bahkan rasulullah Nabi Muhammad SAW memberikan bimbingannya “Jika kamu berjalan tiga orang maka angkatlah satu orang sebagai pemimpin”.
Islam mengajarkan betapa pentingnya keberadaan pemimpin yang juga disebut imam untuk diikuti dan dipatuhi. Satu orang imam diikuti oleh sejumlah makmum bersama-sama dalam waktu yang sama. Tetapi satu orang makmum tidak dibenarkan mengikuti sejumlah imam dalam waktu yang sama di tempat yang sama. Pemimpin yang termanifestasi melalui imam ibadah shalat itu merupakan orang pilihan. Kalau mungkin merupakan orang terbaik dari yang baik, diterima dan didukung oleh jamaah lintas etnis, lintas suku dan bangsa, semua bersatu kokoh dalam berjamaah.
Islam juga mengajarkan, bahwa niat baik imam dan makmum menyatu kokoh diikat benang halus sutra persaudaraan “jamaah” semua sama bertanggungjawab, tidak ada kecemburuan sosial, tidak ada syak wasangka. Kalau ada imam yang lupa atau keliru maka jamaah bertanggungjawab untuk membetulkan atau menunjukkan imam dengan cara yang baik, sesuai undang-undang atau peraturan yang telah dirumuskan dalam konstitusi agama. Imampun akan sangat ikhlas mengharapkan dan menerima “pembetulan” yang disampaikan makmumnya. Andaikata sesuciaan imam telah ternoda, wudluknya batal, maka imam secara spontan akan mengundurkan diri sebagai imam, tidak ada pretensi lain “selain untuk menyelamatkan jamaah” berdasarkan aturan Al-Quran dan sunnah rasul.
Dalam mengaplikasikan kepemimpinan saat ini, sangat diperlukan dan sangat mendesak mencari figur yang hebat, figur yang baik sebagai imam, termasuk figur yang baik sebagai makmum. Dalam kepemimpinan, ada didengar pemimpin yang menyimpang dan pemimpin yang mengkhianati rakyat, dan kadangkala ada pula pemimpinnya baik dan berkualitas tetapi masyarakatnya yang tidak baik, pemimpin yang baik dilengserkan dengan berbagai dalih dan alasan, dampaknya rakyat juga yang korban dan disengsarakan.
Memperhatikan firman Allah tersebut diketahui bahwa kepemimpinan yang baik itu adalah cara kepemimpinan yang dipraktikkan Nabi Muhammad SAW, dialah sebagai contoh dan teladan serta ikutan yang baik, khususnya untuk yang benar-benar mau mencari dan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan di dunia serta kesuksesan dan kebahagiaan akhirat, yakni kebahagian yang sesungguhnya, kebahagiaan yang mutlak dan kekal.
Ketinggian kepribadian Rasulullah SAW, ditandai dengan nilai-nilai yang baik yang ada pada dirinya, setidaknya ada empat sifat utama yang selalu mengiringi kepribadian beliau sepanjang kepemimpinan itu, sifat tersebut adalah; Pertama, shiddiq yakni selalu benar, selalu jujur, bahkan terhadap musuh sekalipun kejujuran tetap dipelihara dan dipertahankan, dalam berkomunikasi, dalam bertransaksi, dalam berkepemimpinan rasul benar-benar berlaku jujur, tidak pernah berbohong tidak pernah menipu, tidak pernah melakukan markup, sehingga pribadinya benar-benar dikagumi semua orang.
Amanah, yakni dipercayai, keluhuran kepribadiaanya yang setia terhadap janji, dan amanah itu juga ditanamkannya kepada sahabat-sahabatnya, bukan hanya sekadar memberikan arahan tapi sekaligus dilakukannya pengawasan secara langsung. Praktik amanah itu antara lain dilakukannya dalam perdagangan, sahabatnya juga diawasinya agar tetap memelihara amanah, tidak boleh berkhianat dalam kualitas dan kuantitas barang dagangan, memenuhkan timbangan dan takaran, bahkan beliau mengatakan, “timbanglah dengan penuh dan berilah tambahan”.
Fathanah artinya cerdas, rasul adalah seorang yang cerdas, intelektualnya luar biasa, tetapi tetap rendah hati, tidak pernah sombong, tidak luluh oleh pujian, tidak goncang oleh sanjungan dan tidak angkuh oleh kemuliaan. Rasul mampu menyesuaikan diri dengan semua orang, bahkan umatnya diarahkannya, “Berdiskusilah dengan orang banyak tersebut sesuai dengan tingkat kualitas inteletual masing-masing” rasul diterima oleh semua orang karena dia seorang yang cerdas.
Tabligh, artinya penyampai informasi yang benar, tidak pernah menyembunyikan bebenaran, tidak pernah memutarbalikkan data dan fakta, semuanya disampaikan kepada ummat secara gamlang, dan tujuannya adalah untuk keselamatan dan kebaikan umatnya. Sungguh mengagumkan bahkan informasi yang disampaikannya termasuk informasi yang gaib-gaib yang diterima berdasarkan keimanan, termasuk tentang kehidupan sesudah kematian.
Dengan dibekali empat sifat utama di atas, jujur, dipercayai secara penuh, cerdas dan menyampaikan informasi secara utuh, menjadikan kepemimpinan rasul itu diterima bahkan dikagumi semua orang.
Disamping sifat-sifat utama itu, rasul juga dibekali Allah dengan kepribadian yang agung dan mulia, diwaktu mengemukan penafsiran tentang ayat (68:4) Ibnu Abbas mengatakan bahwa keluhuran kepribadian Nabi Muhammad itu antara lain dilengkapi Allah dengan sifat-sifat;
1. Pemurah dan peyantun, Nabi Muhammad itu baik hati, dia pemurah dan penyantun, peduli terhadap semua orang, rasul itu sangat mempedulikan orang-orang berekonomi lemah, suka mengentaskan kemiskinan secara langsung dan tuntas dengan cepat dan tepat. Tidak tega membiarkan orang kelaparan dan meminta-minta berlama-lama. Rasul sangat memprioritaskan kesejahteraan ummatnya, katanya sekali ketika, “Kalau ummat ini mendapatkan kebahagiaan”, aku ini pemimpinnya biarlah aku yang terakhir” dan kalau ummat ini mengalami kesengsaraan dan penderiataan, “aku ini pemimpinnya biarlah aku yang pertamanya”.
2. Suka memuliakan orang, rasul suka memuliakan orang, pernah terjadi, ada orang yang suka mengganggu rasul “waupun orang itu mengganggu bahkan meludahinya setiap hari, namum beliau tetap menghormati orang tersebut, bahkan disaat orang itu sakit dan tidak lagi meludahinya, justeru rasul datang membezuk, sungguh mengagumkan, akhirnya orang yang semula mengganggu dan meludahinya itu menyatakan keislamannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
3. Rasul itu adalah seorang yang mempunyai rasa malu yang kental, malu adalah rasa yang ada dalam jiwa seseorang yang akan mempengaruhi dan menentukan cara seseorang itu berpikir, berbicara dan bertindak, termasuk dalam berkeyakinan, semakin kuat dan kental rasa malu seseorang semakin selektif dan semakin hati-hati seseorang itu bertindak dan berprilaku. Sebaliknya, semakin kurang rasa malu seseorang, semakin ceroboh, semakin tidak mau tahu dan tidak ambil peduli dalam berprilaku. Bahkan rasul pernah berucap, “Jika kamu tidak mempunyai rasa malu, maka lakukanlah apa saja yang kamu inginkan”. Dengan demikian dapat dikatakan prilaku seseorang itu adalah manifestasi dari rasa malu yang ada pada dirinya. Rasulullah Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang mempunyai rasa malu yang kental, dia tidak mau bertindak yang merugikan orang lain, bahkan disaat-saat mendekati akhir kehidupannya rasul itu berucap kepada sahabat-sahabatnya “Jika ada diantara saudara-saudara yang tersakiti pisiknya oleh saya, katakanlah, dan balaskanlah, jika ada perasaan saudara yang terlukai oleh saya, katakanlah, dan balaskanlah, dan jika ada hartanya yang terambil oleh saya, katakanlah, sekarang juga saya bayar akan medmbayarnya” rasul dalam kepemimpinan tidak mau merugikan orang lain, karena semua kepemimpinan itu akan dipertanggungjawabkan di sisi Allah SWT. “Semua kamu adalah pemimpin dan semua pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya terhadap seluruh kepemimpiannya”(Muttafaq’ alaih).
4. Rasul itu adalah seorang pemberani dan pemaaf, kedua sifat ini memberikan kemuliaan tersendiri dalam kepemimpinannya, sulit mencari seorang pemberani yang pemaaf atau seorang pemaaf yang pemberani. Yang banyak itu adalah pemberani yang zalim, atau si penakut yang pemaaf.
Rasulullah adalah pemimpin yang mampu bertindak cepat dan tepat, penuh kearifan dengan pandangan jauh ke depan, rela menghancurkan bangun fisik yang dibangun untuk membungkus keburukan dan kebusukan, demi terpeliharanya bangunan iman dan islam masa depan. Ini sebagai problem solving dan problem solusion diwaktu munafiqun membangun masjid dengan niat merusak tatanan kehidupan, memecah-belah kekompakan dan kekuatan orang beriman, sambil menyusun kekuatan, konsultasi dan koordinasi antar sesama musuh-musuh Allah dan musuh-musuh rasulullah. Para munafiqun berdalih dengan kecerdasan yang tinggi, intelektual yang rasional argumentasi yang masuk akal , mudah diterima akal sehat, katanya, mereka membangun masjid untuk melayani orang-orang beriman yang sakit, yang berhalangan, yang tidak bisa shalat malam ke masjid rasul terutama dimusim dingin dan musim hujan, bahkan argumentasi itupun diperkuatnya pula dengan bersumpah. Namun setelah kedok kejahatan munafiqun tersebut ditransparankan Allah, maka rasulpun langsung mengambil tindakan jelas dan tegas, dua orang sahabatpun ditugaskan untuk menghancurkan dan membakar masjid tersebut.
Belajar dari sejarah apa lagi i’tibar dari al-quran, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap orang-orang munafiqun adalah sebuah keniscayaan, mulut manis, nipudaya yang dibungkus alasan pemenuhan kepentingan orang banyak merupakan senjata ampuh yang akan tetap mereka mainkan, kita tidak curiga, kita tidak berburuksangka, tetapi kita tetap waspada. Kalau dimasa rasul dulu ikon munafiqun adalah membangun masjid untuk beribadah, itu adalah kepentingan sekarang bungkus itu bisa saja hak asasi, kemanusiaan, kebersamaan, gender, investasi, lapangan kerja, kesejahteraan dan lain sebagainya. Bagi kita semuanya kehidupan adalah untuk ketaatan dan keikhlasan, menjunjung iman dan islam, ingat pesan Ali bin Abi Thalib, orang apabila tujuan hidupnya hanya untuk kepentingan perut, maka harga dirinya tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya.
Kepemimpinan rasul itu adalah kepemimpinan teladan, untuk kepentingan orang yang dipimpinnya, memberikan pelayanan maksimal, dekat dengan ummat, menyenangkan, menggembirakan, selalu benar dan jujur, amanah, cerdas, bijaksana membaca tanda-tanda zaman, arif dalam mengambil keputusan, transparan, mempunyai kasih sayang kepedulian sosial yang mendalam, rasa malu yang kuat, pemberani dan pemaaf. Melalui kepemimpinannya rasulullah menghadirkan wajah Islam rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan. Allahu a’lam bi al shawab.
0 komentar:
Post a Comment
1. Jangan lupa memberi salam di setiap awal komentar
2. Gunakan bahasa Indonesia full
3. Mohon komentar yang baik dan sopan
4. Jangan gunakan Link aktif
5. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya