1. PENDAHULUAN
Setelah mengumpulkan dan mengolah semua keterangan pada fase persiapan, rencana untuk pengaturan lokasi bangunan disusun dengan gambaran yang ada. Jelas, untuk suatu pembangunan pada skala kecil pengaturannya tidak begitu rumit. Walaupun demikian, hal tersebut tidak boleh diabaikan karena suatu pemikiran yang masak untuk penempatan atau penyimpanan bahan-bahan bangunan dan penyusunan tempat pembuatan yang pintar akan membawa keuntungan.
Pertama-tama karena tindakan dan transpor yang tak perlu di lokasi bangunan dapat dihindarkan.Kedua, ketidakharmonisan antara berbagai pihak akan berkurang.
Pada pembangunan berskala lebih besar, lokasi bangunan dibagi secara efisien dan seperlunya. Sebagai alat bantu dapat digunakan rencana pembangunan yang telah dibuat, di sini terlihat bagian-bagian pengerjaan – tempat dan kapan dikerjakan – dalam proses pembangunan itu.
Pada pelaksanaan kontruksi beton harus selalu mempertimbangkan tempat penyiapan baja beton dan lokasi dimana pengerjaan baja beton dapat dilakukan (pelengkungan dan pemotongan).
2. PEMAGARAN LOKASI BANGUNAN
Pada umumnya pemagaran itu bertujuan untuk mencegah kunjungan yang tak dikehendaki dan mencegah pencurian dan perusakan bahan bangunan yang mahal.
Di dalam lingkungan perkotaan, masyarakat perlu dilindungi dari gangguan akibat kesinambungan pelaksanaan pembangunan.
3. PENGUKURAN
Suatu dari bagian pengerjaan yang penting adalah pelaksaan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana pembangunan. Disini terlihat bahwa suatu pengukuran yang baik dimulai dari gambar kerja struktur.
4. LANJUTAN PENGUKURAN BANGUNAN
Penentuan menurut metode 1.5 tidaklah cukup untuk menetapkan letak bangunan yang akan datang. Di dalam lokasi bangunan semua, ukuran dan jarak dapat ditetapkan dengan memakai alat-alat bantu yang sederhana.
Dengan bantuan pita ukur dan jalons (tongkat alat ukur) dapat diperoleh ukuran dan garis, di samping itu selang waterpas dapat digunakan untuk menentukan ukuran tinggi. Waterpas dapat digunakan untuk menetukan ukuran tinggi lantai-kalder (basement) dan pondasi. Pada pekerjaan yang meninggi posisi miringnya dapat dicegah dengan menempatkan tanda silang yang tetap dengan bantuan paku bergantung ‘schietlood’ atau dikontrol dengan teodoliet.
5. PENGGALIAN SUMUR BANGUNAN
Untuk sebuah pondasi perletakan ‘op staal’ yang sederhana dilakukan dengan menggali alur. Pada penggalian yang tidak dalam, lebar galian perletakan pondasi ditambah 100 ȃ 200 mm.
Untuk perletakan yang lebih dalam harus diperhitungkan dengan tambahan ruang kerja – terdapat tambahan lebar perletakan dari 400 sampai 500 mm pada setiap sisi – jadi tambahan lebar perletakan total 800 ȃ 1000 mm. Perhitungkan juga, bahwa sebagai akibat kegiatan penggalian, kekompakan tanah akan berkurang, karena itu menyebabkan pertambahan volume. Sebagai contoh pada pasir 10 ȃ 35%; lempung kurus 20 ȃ 25% dan lempung gemuk atau tanah liat 25 ȃ 30%.
Di sini perlu diperhitungkan hal-hal berikut:
- Penggalian dengan tangan (tenaga manusia),
- Penggalian dengan mesin (tenaga mesin),
- Jalur pemasukan/pengeluaran,
- Jalan-jalan (dengan pelat) sementara,
- Kabel dan pipa.
6.PENAHAN TANAH, DINDING TANGGUL
Ada beberapa jenis yang mendapat perhatian:
- Dinding tanggul dari kayu,
- Dinding tanggul dari baja,
- Struktur beton/kontruksi baja,
- Dinding tanggul Berlin.
Dinding tanggul ini tergantung dari ukuran dan tinggi tanah yang hendak ditahan unruk menentukan perlunya rangka penahan ‘stempelraam’ untuk menahan gaya mendatar. Struktur ini harus direncanakan bentuk dan ukurannya oleh konsultan perencana.pada umumnya kontruksi dinding tanggul ini dipasang lebih dahulu.
7. PENGERINGAN LUBANG BANGUNAN
Pada pelaksanaa kontruksi beton, pengontrolan dilakukan baik selama waktu kerja maupun setelah pengecoran – untuk menjaga keringnya lubang/sumur bangunan – pentinguntuk kualitas beton. Beton belum dicor belum mempunyai kekuatan untuk menahan tekanan air. Seiring dengan itu pompa harus terus berfungsi sampai kontruksi benar-benar telah kedap air (membatu) dan telah cukup mendapatkan beban atas (bangunan). Seiring tanpa adanya beban atas, pompa harus bekerja lebih lama lagi.
Untuk pemompaan ada dua prinsip yang jadi mendapatkan perhatian:
- Pemompaan terbuka,
- Pemompaan sumber (pompa bor).
7.1 Pemompaan terbuka
Bentuk pemompaan seperti ini sangat cocok untuk tipe tanah yang mudah dilalui air, (permeabilitas) seperti pasir dan kurang cocok untuk tanah yang sulit ditembus air seperti lempung. Sebagai pilihan sumur pompa lebih baik diletakkan di luar lubang/sumur bangunan pada sisi di mana pembuangan dari air pompa mudah dilakukan.
7.2 Pemompaan sumber
Prinsip dari pemompaan bor yaitu dengan bantuan sejumlah sumber (air), air tanah dihisap sedemikian hingga tinggi air tanah menjadi turun sampai ketinggian yang diharapkan untuk pelaksanaan pekerjaan. Disekeliling lubang bangunan pipa-pipa dimasukkan ke dalam tanah (berbagai sistem memungkinkan) yang saling dihubungkan satu sama lain dengan saluran pipa-pipa dan kemudian dihubungkan pada satu sistem pompa. Sistem ini sangat cocok untuk menurunkan air tanah sampai sekitar 4 ȃ 5,5 m. Dalam penentuan kedalaman dari penghisapan air harus diperhitungkan surutan air (‘drawdown’) pula.
8. PELAKSANAAN PERBAIKAN TANAH
8.1 Umum
Penambahan pasir dapat digunakan untuk membuat lokasi pada ketinggian yang diinginkan atau mendapatkan dasar bawah tanah yang cocok untuk meletakkan pondasi perletakan. Oleh penggalian dan penambahan pasir yang cocok merupakan cara yang sederhana untuk mendapatkan lapisan bawah tanah yang punya daya dukung. Sebagai akibat dari pengurungan ini timbul persoalan pada air yang berada dibawah tanah. Oleh karena itu sering digunakan drainase vertikal untuk menghindari persoalan ini. Drainase vertikal dapat dibuat dari bahan buatan ‘kunstof’ atau pasir.
Penambahan pasir sebagai metode untuk perbaikan tanah adalah cocok untuk pelaksanaan pembangunan berskala kecil dan sering mengakibatkan pada penghematan biaya untuk pengerjaan tanah.
Penambahan pasir dapat dilakukan dengan beberapa cara:
- Dengan tangan (gerobak, sekop),
- Buldoser – pendorong,
- Mesin sekop (pemuat) – penuang.
8.2 Penggenangan dan penimbusan pasir
Cara lain dari pemadatan pasir adalah penggenangan air. Di sini setiap timbunan 200 mm pasir digenangi air (selama satu jam).
9. PONDASI
9.1 Umum
Susunan lapisan tanah dapat diperoleh dari penelitian tanah. Ahli mekanika tanah atau spesialis pondasi – sesuai dengan hasil sonder, gambar bestek dan hitungan yang dibuat kontraktor – dapat memberikan advis mengenai pondasi yang akan digunakan. Apabila bawah tanah secara jelas mempunyai daya dukung (pasir atau buatan) atau dengan bantuan perubahan tanah yang berdaya dukung, maka akan dipasang pondasi perletakan sebagai pilihan. Biasanya jenis pondasi ini digunakan untuk pembangunan berskala kecil.
9.2 Pondasi perletakan pada batu bata atau beton padat
Jika lapisan bawah bata telah dibuat, dapat disusun batu dengan kekuatan yang memadai dan diisi dengan mortal.
9.3 Pondasi lajur
Pondasi beton bertulang yang paling sederhana adalah pondasi lajur tanpa menggunakan rusuk penguat. Reaksi dari bangunan atas pada pondasi kita pandang sebagai beban terbagi rata di atas permukaan pondasi lajur.
9.4 Pondasi lajur dengan rusuk penguat
Oleh karena beban atas akan disalurkan secara merata ke pondasi, maka perlu untuk merencanakan rusuk penguat dalam arah memanjang sedemikian hingga beban akhirnya disalurkan merata ke bawah tanah.
9.5 Pondasi sumuran
Jenis pondasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan titik-titik yang pasti di mana jarak antar dua titik terbentang sebuah balok beton.
9.6 Pondasi tiang pancang kayu
Untuk pembangunan berskala kecil digunakan tiang pancang kayu. Ujung kepala tiang pancang kayu harus berada dibawah muka air tanah yang paling rendah, sehingga sebuah beton penegak hampir selalu digunakan.
9.7 Pondasi tiang pancang beton
Ada perbedaan antara tiang pancang pre pabrikasi dengan tiang pancang yang dikerjakan di dalam tanah setempat. Kedua jenis tiang pancang beton ini dibedakan dalam berbagai tipe.
Tiang pancang beton licin:
• Prategang,
• Penulangan tradisional,
• Tiang pancang berhubungan.
Tiang pancang dibentuk dalam tanah, sistem:
• Tiang pancang ‘Atlas’
• Tiang pancang ‘Vibro’
• Tiang pancang bor
izin copy kang ijall.,
ReplyDeletekunjungan kembali neh, udah lama nda mampirr.,
nice info sob , , ,
ReplyDeletethanks for share . . .
wah ini yg sy cari, izin copas y :)
ReplyDeleteSaya ijin nyimak aja ya sob :)
ReplyDelete